Rabu, 18 Februari 2015
Cerita Pendek
Mengungkap Sisi Mistis Jaranan
Pagi itu kelas rame banget. Biasa, temen-temen pada grumpi gitu. Lalu aku menghampiri mereka. Sekalian ikutan ngrumpi. Soalnya itu salah satu hobiku, hehehe. Tapi omongan temen-temen kali ini agak aneh. Mereka membahas kalau enggak salah dengar tentang Jaranan. “Apa sih jaranan itu?” tanyaku bingung. “Kamu tau belum? Itukan salah satu budaya Banyuwangi.” jawab Dinda. “Salah satu jenis tarian ya? Bisa jelasin nggak?” ujarku kepada Dinda. “Kalau kamu mau tau besok datang saja ke rumahku kebetulan ada yang lagi hajatan.” ujarnya. “O.K. lah aku pasti datang.” jawabku.
Aku datang kesini hanya penasaran dengan pertunjukan yang katanya Dinda namanya Jaranan. Niatku Cuma ingin muasin rasa penasaranku sama yang namanya Kesenian Jaranan. Kesenian ini yang aku dengar ada sangkut pautnya dengan hal mistis. Itu sih salah satu hal yang buat aku semangat melihat hal itu. Oh, ya Dinda itu salah satu teman yang dekat denganku. Orangnya asik, baik, tapi kadang-kadang nyebelin sih. “Saya punya niat untuk mengajak Kak Yulia, gimana?” tanyaku kepada Dinda. “O.K. lah terserah lebih rame lebih asik.” jawabnya.
Keesokan harinya aku dan Kak Yulia cepat-cepat datang ke rumah Dinda. Setiba di rumah Dinda ternyata dia sudah menunggu di depan rumah. “Sudah menunggu lama ya?” tanyaku kepada Dinda. “Lumayan.” jawabnya. “Ya sudah, buruan cepat-cepat kita liyat sudah enggak sabar nih.” ujarku. Sesampainya di lokasi tempat pertunjukan itu berlangsung. Aku nunggu cukup lama sih, dan tiba-tiba jantungku berdetak semakin kencang, kencang dan kencang. Haaaaa. . . . . . Monster . . . . . . teriakku kaget. “Itu bukan monster, tetapi itu pemain Jaranan.” jawab Dinda sambil menenagkanku. Aku tak habis fikir itu orang apa emang robot yang digerakin. Soalnya bentuknya serem udah gitu aneh lagi. Semakin aku lihat menarik sih. Tiba-tiba ada salah satu pemain Jaranan yang dipukul memakai kayu. “Aduh, apa itu enggak sakit ya?’’ tanyaku heran. “Ya enggak lah orang itu lagi kesurupan jadi tidak bisa merasakan sakit.” jawabnya. Tiba-tiba tak disangka-sangka banyak yang kesurupan. Takku sangka-sangka Kak Yulia berteriak-teriak, memakan bunga dan menari tanpa arah dan tujuan. Aku bingung bagaimana yang aku herankan kenapa banyak banget yang kesurupan sampai-sampai sesepuh yang menagani orang kesurupan kuwalahan. Tiba-tiba Dinda berperilaku sama dengan Kak Yulia. Aku bingung, cemas, khawatir dan takut dengan semua kejadian ini. Aku mencoba untuk menenangkan mereka. Aku bingung harus melakukan apa. Untunglah dipanggil beberapa sesepuh untuk mengatasi masalah kesurupan ini. Situasi dan kondisi mulai membaik dan Kak Yulia dan Dinda mulai sadar seperti semula. Menurut wacana terjadinya kesurupan masal ini diakibatkan tidak disediakannya sesaji untuk para roh. Semenjak kejadian itu aku tau apa itu kesenian jaranan. Dan aku bisa belajar menangani masalah yang tidak pernah aku bayangkan selama ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar